Dalam agama Islam, perjudian sangat dilarang dan dianggap sebagai bentuk dosa besar. Dalam Al-Qur'an, perjudian disebutkan dalam beberapa ayat, di antaranya dalam Surah Al-Ma’idah (5:90), yang menyatakan bahwa "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan meramal nasib dengan anak panah adalah kotor, pekerjaan setan; maka jauhilah pekerjaan-pekerjaan itu supaya kamu mendapat keberuntungan." Dalam pandangan Islam, perjudian dianggap sebagai suatu perbuatan yang dapat mengarah pada kerugian material dan spiritual. Hal ini juga dianggap merusak moral dan mengganggu tatanan sosial yang sehat. Oleh karena itu, perjudian dalam Islam jelas dilarang dan tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pandangan agama Kristen mengenai perjudian bervariasi tergantung pada interpretasi individu dan denominasi gereja. Dalam Alkitab, tidak ada ayat yang secara eksplisit menyebutkan tentang perjudian. Namun, banyak ajaran Kristen yang menyarankan umatnya untuk menghindari perilaku yang dapat menyebabkan kecanduan, kebangkrutan, dan kerugian finansial. Ajaran tentang menghindari cinta akan uang dan mengejar keuntungan materi juga menjadi dasar yang mendasari pandangan Kristen terhadap perjudian. Dalam 1 Timotius 6:10, dikatakan, "Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang." Banyak gereja dan pemimpin Kristen berpendapat bahwa perjudian berisiko mengarah pada ketergantungan dan pencarian keuntungan yang tidak adil, sehingga mereka mendorong umat untuk menghindari aktivitas ini.
Hinduisme memiliki pandangan yang lebih nuansal terhadap perjudian Sbobet. Dalam teks-teks suci Hindu, seperti Mahabharata, terdapat cerita yang menggambarkan perjudian sebagai suatu perbuatan yang merugikan dan berpotensi membawa kehancuran. Salah satu cerita terkenal dalam Mahabharata adalah ketika Yudhisthira, seorang pahlawan Hindu, terlibat dalam permainan dadu yang menyebabkan kekalahan besar dan penghinaan terhadap keluarganya. Cerita ini digunakan untuk menggambarkan bahwa perjudian dapat membawa malapetaka dan menghancurkan hidup seseorang. Meskipun tidak ada larangan langsung terhadap perjudian dalam agama Hindu, banyak ajaran Hindu menganjurkan umatnya untuk menjalani kehidupan yang bijaksana, menghindari ketamakan, dan fokus pada pengembangan spiritual, bukan mencari keuntungan dari permainan yang mengandung unsur keberuntungan semata.
Dalam ajaran Buddha, perjudian dipandang sebagai kegiatan yang dapat mengarah pada penderitaan dan ketergantungan. Salah satu prinsip dasar dalam ajaran Buddha adalah menghindari perilaku yang dapat menyebabkan ketergantungan atau ketamakan, yang bertentangan dengan jalan menuju pencerahan. Perjudian dapat mengarah pada perilaku berisiko, baik dari segi finansial maupun emosional, dan dapat menyebabkan penderitaan bagi individu yang terlibat dalamnya. Dalam pandangan Buddha, perjudian sering kali dianggap sebagai aktivitas yang tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip moral seperti pengendalian diri, kemurahan hati, dan kebijaksanaan.
Selain agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, berbagai tradisi agama lain juga memiliki pandangan mereka sendiri mengenai perjudian. Beberapa agama tradisional mungkin tidak memiliki ajaran khusus tentang perjudian, tetapi banyak mengajarkan tentang pentingnya hidup sederhana dan menghindari perilaku yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau mental. Secara umum, perjudian yang berlebihan dan ketergantungan pada hasil acak sering kali dianggap bertentangan dengan nilai-nilai spiritual dalam banyak agama, yang menekankan pentingnya kebijaksanaan, pengendalian diri, dan keberlanjutan dalam kehidupan.